ALASAN BANYUWANGI JADI TUAN RUMAH KONFERWIL IPNU JATIM KE XXII
2021-07-04 22:38:18 | MUHAMMAD FAIZIN | IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA (IPNU)
Banyuwangi, NU Online - Konferensi Wilayah
Ke-XXII Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (Konferwil IPNU) Jawa Timur dihelat di
Institut Agama Islam Ibrahimi Banyuwangi selama 3 hari, Jumat-Ahad (3-5/8).
Dipilihnya Banyuwangi sebagai tuan rumah bukan dengan tanpa alasan. Banyuwangi
dinilai bisa menjadi contoh yang baik sesuai tema yang diusung. "Tema yang
kita angkat pada konferwil kali ini adalah konsolidasi dan sinergi pelajar NU
merespon revolusi industri 4.0. Tema ini sesuai dengan spirit yang sedang
dikembangkan oleh Banyuwangi," ungkap Ketua PW IPNU Jatim Haikal Atiq
Zamzami pada pembukaan Konferwil tersebut, Jumat (3/8). Pengembangan Pemerintah
Daerah Banyuwangi yang mengadaptasi teknologi informasi, lanjut Haikal, adalah
salah satu spirit dalam menuju Revolusi Industri 4.0. "Jika di daerah lain
menolak Go-Jek, justru di Banyuwangi diterima dan dimanfaatkan untuk membantu
pelayanan publik. Ini adalah contoh bahwa Banyuwangi adalah daerah yang siap
untuk menerima Revolusi Industri 4.0," terang Haikal. Hal tersebut, imbuh
Haikal, tak terlepas dari kepemimpinan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas
yang memiliki mentalitas kepemimpinan adaptif terhadap perkembangan zaman.
"Kita ingin semua kader IPNU se-Jawa Timur bisa meneladani kepemimpin dari
Pak Anas yang kebetulan adalah mantan Ketua Umum IPNU," tegas Haikal.
Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas menegaskan pentingnya mempersiapkan
diri terhadap Revolusi Industri 4.0. Revolusi yang ditandai dengan teknologi
tingkat tinggi itu perlu disongsong dengan baik. "Kemajuan teknologi tidak
untuk dilawan ataupun dihindari. Tapi, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,"
papar Anas. Hal tersebutlah yang menurutnya diterapkan di Banyuwangi. Pemda
Banyuwangi memanfaatkan teknologi sendiri untuk mempercepat pembangunan dan
pelayanan publik. Ia mencontohkannya dengan smart kampung. Sebuah upaya
pemanfaatan teknologi informasi di tingkat desa. "Kabupaten Banyuwangi ini
sangat luas. Dari desa ke kota harus menempuh 3 jam perjalanan. Ini akan
menyulitkan pelayanan. Maka, kita pangkas dengan IT. Staf desa tidak perlu lagi
ke kecamatan, cukup melalui sistem online, sudah bisa di-approve (ketahui) oleh
Camat," paparnya. Dengan Revolusi Industri 4.0 itu Anas berpesan, para
pelajar di Jatim optimis menatap masa depan. Kesempatan antara desa dan kota
saat ini sudah relatif sama. Kemajuan teknologi menjamin hal tersebut.
"Yang membedakannya, hanya siapa yang mau giat belajar dan inovatif. Jika
tidak, maka akan tertinggal," pungkasnya.
Agenda Konferwil sendiri merupakan forum permusyawaratan tertinggi IPNU
Jawa Timur. Selain memilih ketua periode selanjutnya, Konferwil ini juga
bertujuan untuk merumuskan program tiga tahun ke depan. Sebelumnya juga digelar
acara lain mulai dari Apel Kebangsaan Pelajar Jatim, Annual Meeting pelajar
penemu, dan IPNU Jatim Award.