FRAGMEN PENGABDIAN DI DESA ALIYAN
2024-07-12 03:55:20 | ATHO’ILAH ALY NAJAMUDIN | KULIAH KERJA NYATA (KKN)
Langit Desa Aliyan masih dihiasi awan mendung tebal tanpa tanda-tanda hujan itu akan turun. Pagi itu terasa udara dingin. Namun, tak menyurutkan semangat petani-petani untuk berangkat ke ladang. Mereka membawa perlengkapan, untuk bekal yang nantinya mereka gunakan bekerja di sawah.
Saya menghubungi salah satu mahasiswa IAI Ibrahimy Genteng bernama Slamet Ichlasul Amal. “Di mana lokasi penginapan teman-teman KKN IAI Ibrahimy Genteng?” tanya saya.
“Anak-anak saat ini
berada di timur masjid Desa Aliyan, dekat Musholla Al-Hadi kecil milik Pak
Dayat” jawab Slamet melalui via WhatsApp.
Dengan mengendarai
sepeda motor Jupiter Z1, saya menjelajahi jalanan desa yang kental dengan
tradisi masyarakat Using.
Sepanjang
perjalanan, rumah-rumah di Desa Aliyan terlihat seperti rumah pada umumnya,
tanpa adanya identitas kultural yang mencolok.
“Secara kultur Desa
Aliyan dikenal karena masih memegang adat dan tradisi lokal, seperti
tradisi keboan yang diadakan setiap bulan Muharram sebagai
rasa syukur atas panen melimpah” kata Isnaini, salah satu warga Desa Aliyan
yang saya wawancarai.
Sebelum sampai ke
lokasi KKN, saya melewati gang kecil yang diapit pemukiman penduduk.
Sesampainya di
lokasi, saya disambut ceria anak-anak Desa Aliyan usia 7-10 tahun, yang sedang
libur sekolah. Mereka bermain di beranda rumah pada siang hari dan mengaji di
Musholla pada malam hari.
Sementara itu,
penginapan mahasiswa KKN berada di depan musholla Al-Hadi, dengan tempat parkir
sepeda di sebelah timur. Saya masuk ke rumah milik Pak Dayat yang digunakan
sebagai basecamp KKN IAI Ibrahimy Genteng.
Rumahnya sederhana
dengan dua kamar, ruang keluarga, kamar mandi, dan dapur.
Adnan, salah satu
peserta KKN, menjelaskan bahwa pemilihan tempat ini didasarkan pada observasi
kelompok mereka. Rumah ini dipilih karena biaya yang terjangkau, meskipun
pemilik rumah mempersilakan untuk digunakan terlebih dahulu.
Saya tiba di
penginapan kelompok KKN pada Jumat, 5 Juli 2024. Di ruangan yang sempit,
mahasiswa laki-laki tidur di kamar tamu dan perempuan di kamar. Adnan menemani
saya di beranda teras depan untuk bercerita tentang perkembangan KKN Kolaborasi
IAI Ibrahimy Genteng.
Saat ini, mereka
masih dalam tahap observasi dan adaptasi karena waktu yang terbatas. Kelompok
ini hanya terbentuk selama dua minggu, sehingga perlu waktu untuk saling
mengenal.
Sementara itu, untuk
pelaksanaan KKN Kolaborasi dengan UGM masih berjalan dalam tahap sinkronisasi.
Mayoritas mahasiswa UGM sudah siap melaksanakan program, sementara mahasiswa
IAI Ibrahimy Genteng masih perlu menyesuaikan diri.
Selain itu,
menurutnya perlu menjadi acuan bersama terkait implementasi program kerja
KKN, dengan mengaplikasikan tema besar ketahanan keluarga, masing-masing
mahasiswa dari beberapa program telah memiliki gambaran yang akan mereka kerjakan
selama 1 bulan ke depan. Setiap mahasiswa memiliki memiliki program kerja
masing-masing, sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.
Mahasiswa Fakultas
Tarbiyah mencanangkan program rumah baca dan membantu kegiatan TPQ di musholla
Al-Hadi. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam merencanakan workshop UMKM
untuk pegiat usaha di Desa Aliyan.Mahasiswa Fakultas Syariah akan melakukan
sosialisasi terkait edukasi pernikahan dini di Desa Gladag. Mahasiswa Fakultas
Dakwah berencana berkontribusi dalam pendampingan pengelolaan sampah di Desa
Aliyan.
Di tempat terpisah,
saya berbincang dengan Slamet Ichlasul Amal. Pria kelahiran Rogojampi itu
kebetulan ditunjuk teman-teman menjadi ketua kelompok pada pengabdian kali ini.
Mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam itu merasa, sangat
berkesan, menantang dan menyenangkan untuk mengikuti KKN Kolaborasi dengan
Universitas Gadjah Mada dari Yogyakarta.
Slamet menambahkan,
kita sebagai mahasiswa mempunyai background berbeda, tema juga berbeda,
namun dikolaborasikan untuk mewujudkan desa yang berdaya guna. Semua merupakan
tantangan kami selaku mahasiswa, untuk menjadi problem solving di tengah
masyarakat desa.
“Dinamika kebesaran
antara almamater Ibrahimy maupun UGM dipertaruhkan, kita dituntut untuk saling
mengisi satu sama lain. Saling adu gagasan satu sama lain. Hal itu diskusi yang
sangat produktif” Ujar pria berkacamata itu.
Slamet menuturkan,
masyarakat Desa Aliyan sangat welcome terhadap keberadaan
mahasiswa KKN, kemudian semangat tinggi pemuda desa untuk memajukan desanya,
juga satu spirit kita untuk berupaya, KKN Kolaboratif di tahun 2024 menjadi
salah satu program ideal di kemudian hari.
Alhasil, saya
mengikuti perkembangan pengabdian ini dari jendela rumah basecamp IAI
Ibrahimy Genteng. Meskipun banyak catatan tentang teknis lapangan, hal ini akan
menjadi evaluasi di akhir pelaksanaan kegiatan. Konsep KKN Kolaborasi antara
mahasiswa IAI Ibrahimy Genteng, dan Universitas Gadjah Mada di Desa Aliyan
adalah contoh nyata dari semangat pengabdian dan pembelajaran bersama.
Mereka tidak hanya
mengembangkan diri melalui program-program yang bermanfaat bagi masyarakat,
tetapi juga membangun ikatan yang kuat antar perguruan tinggi. Masih ada waktu
untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, untuk saling menimba pengalaman, ilmu
pengetahuan di antara kedua kampus. Saya yakin, ada dampak terhadap pelaksanaan
kegiatan KKN Kolaborasi ini. Paling tidak ada tiga sektor yang merasakan.
Pertama,
Pemerintah Desa Aliyan sebagai lokus pengabdian yang ditinggali kedua
mahasiswa. Kedua, Universitas Gadjah sebagai mitra utama penyelenggara
program pengabdian masyarakat. Ketiga, Institut Agama Islam Ibrahimy
Genteng sebagai satu kampus di Banyuwangi sebagai penyelengara kegiatan KKN di
Banyuwangi.
Meskipun tantangan
di lapangan tidak dapat dihindari, semangat dan dedikasi mereka menjadi
inspirasi bagi semua. Semoga kegiatan ini menjadi awal dari banyak inisiatif
positif lainnya yang membawa kebaikan bagi Desa Aliyan dan masyarakat luas.
Dengan demikian, Desa Aliyan bukan hanya menjadi tempat pelaksanaan program, tetapi juga menjadi saksi bisu perjuangan dan dedikasi generasi muda dalam memberikan yang terbaik untuk negeri.
Editor: Humas IAI Ibrahimy