SINERGITAS MAHASISWA DAN BUDAYA; MENGABDI DI DESA WISATA
2024-07-23 03:54:47 | BAGUS SETYAWAN (MAHASISWA) | KULIAH KERJA NYATA (KKN)
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) bukanlah istilah yang asing bagi kita. Program ini merupakan kewajiban bagi mahasiswa tingkat akhir di banyak perguruan tinggi di Indonesia.
Tujuan KKN adalah
agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang mereka pelajari secara langsung di
masyarakat. Selama periode waktu tertentu, biasanya 1-2 bulan, mahasiswa
ditempatkan di desa atau daerah tertentu untuk membantu pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat setempat.
Di Desa Kemiren,
yang eksotis dengan rimbunnya pohon kelapa yang bergoyang lembut, sekelompok
mahasiswa penuh semangat dari Institut Agama Islam Ibrahimy Genteng tiba untuk
melaksanakan program KKN. Selama 40 hari, mereka menyelami kekayaan budaya
Osing dalam pengalaman KKN yang tak terlupakan.
Desa Kemiren, yang
merupakan permata tersembunyi di jantung Banyuwangi, kini semakin bersolek
dengan balutan modernitas tanpa meninggalkan akar tradisinya. Berkat kolaborasi
apik antara mahasiswa KKN dan masyarakat setempat, desa ini semakin mantap
sebagai destinasi wisata budaya yang memikat.
KKN Tematik kelompok
6 yang terdiri dari 17 mahasiswa dari berbagai fakultas dan program studi,
mengangkat tema “Meneguhkan Ketahanan Keluarga untuk Indonesia Sejahtera”.
Program yang berlangsung selama 40 hari ini bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui penguatan institusi keluarga.
Bagus Setyawan,
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang menjabat sebagai Ketua
Kelompok KKN Tematik Desa Kemiren, berbagi pandangannya tentang pengalaman
selama program berlangsung. “KKN ini benar-benar mengubah perspektif kami
sebagai mahasiswa. Kami datang dengan niat untuk mengabdi dan memberikan ilmu,
tapi pada akhirnya, kamilah yang banyak belajar dari masyarakat desa,” ujarnya.
Bagus melanjutkan,
“Tantangan terbesar kami adalah bagaimana menyesuaikan teori yang kami pelajari
di kampus dengan realitas di lapangan. Setiap desa memiliki karakteristik dan
kebutuhan yang unik. Kami harus belajar untuk fleksibel dan kreatif dalam menerapkan
pengetahuan kami.”
“Yang paling
membanggakan adalah melihat bagaimana program-program yang kami inisiasi bisa
diterima dan dilanjutkan oleh masyarakat. Ini bukan tentang apa yang kami
berikan, tapi tentang bagaimana kami bisa memotivasi masyarakat untuk
mengembangkan potensi mereka sendiri,” tambahnya dengan antusias.
Bagus juga
menekankan pentingnya kerjasama tim dalam pelaksanaan KKN. “Kami berasal dari
berbagai fakultas dengan latar belakang yang berbeda-beda. Namun, justru
keragaman inilah yang menjadi kekuatan kami. Kami belajar untuk saling
melengkapi dan bekerja sama dalam tim multidisiplin.”
Ungkapan Bagus ini
mewakili semangat dan dedikasi para mahasiswa peserta KKN, menunjukkan bahwa
program ini tidak hanya berdampak pada masyarakat desa, tetapi juga memberikan
pembelajaran berharga bagi para mahasiswa dalam memahami kompleksitas
pembangunan daerah dan pentingnya pengabdian kepada masyarakat.
Dengan semangat
kebersamaan dan kolaborasi, program KKN ini diharapkan dapat menjadi contoh
nyata bagaimana mahasiswa dapat berkontribusi positif bagi masyarakat.
Pengalaman ini tidak hanya memperkaya wawasan mereka, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang berguna untuk masa depan. Keberhasilan program ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat menghasilkan perubahan yang berarti dan berkelanjutan.
Editor: Atho'ilah Aly Najamudin